Test Feature Post 1

Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id. Eam no corpora maluisset definitiones, eam mucius malorum id. Quo ea idque commodo utroque, per ex eros etiam accumsan.
Read more

Test Feature Post 3.

Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id. Eam no corpora maluisset definitiones, eam mucius malorum id. Quo ea idque commodo utroque, per ex eros etiam accumsan.
Read more

Test Feature Post 4.

Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id. Eam no corpora maluisset definitiones, eam mucius malorum id. Quo ea idque commodo utroque, per ex eros etiam accumsan.
Read more

Welcome To iProperty Themes !

Sabtu, 29 Maret 2014

Reni Sundari

Posted 21.30 | Posted by rennyAyumi



Kasih Ibu, kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia...
            Itu adalah salah satu lagu yang dipersembahkan untuk para ibu atas jasa-jasa beliau yang dengan penuh perjuangan dan kasih sayang telah menjadikan sang buah hatinya (kita semua) menjadi kita saat ini. Tapi bagi ku, tak cukup rasanya jika hanya menggambarkan seseorang ibu dengan “sang surya”. Masih banyak lagi kata-kata indah yang ingin aku gambarkan tentang sosok seorang ibu. Tapi taukah, bingung itu milikku, karena q tak tau harus mulai dari kata yang manakah aku bisa menggambarkan seorang ibu yang teramat aku cinta, yaitu ibuku. Aku mencintai ibuku tanpa alasan apapun, karena aku tulus mencintainya dengan segala pengabdian. Apakah kalian tau, cinta itu tidak butuh alasan. Begitulah aku mencintai ibuku. Semua alasan itu adalah memang kodrat ibuku, tak ada celah bagiku untuk tidak mencintai ibuku.
            Aku menyadari bahwa aku bukanlah anak yang berbakti kepada orang tua, terlebih kepada ibuku. “Jangan sekali-kali berkata ah!,ck!,tidak,apalagi membentak atau bahkan membut orang tua kita menangis. Jika kita berbuat demikian, maka Allah akan murka kepada kita, karna murka kedua orang tua kita adalah murka Allah” guru agamaku pernah mengajarkan begitu. Tapi kenyataannya tak jarang aku membuat ibuku menangis karena perbuatan dan perkataanku. Menyeal memang, tapi taukah... disa'at semua situasi berubah, penyesalanku musnah... kejam memang. Tapi itu semua memiliki dasar yang menurutku cukup kuat untuk kujadikan sebagai alasan dan pembenaran kenapa aku berkata "tidak menyesal". Itu gambaran kekecewaanku terhadap segala hal yang terjadi. Beliau memang ibuku, selamanya ibuku, hanya saja aku merasa terasingkan dengan kata-kata "ibu". Tapi ya sudah lah, apapun yang terjadi dia tetap ibuku, semoga engkau bahagia sekalipun engkau lupa dan menemukan penggantiku. Jaga dia tuhan...

0 komentar:

Posting Komentar