Kasih
Ibu, kepada beta
Tak
terhingga sepanjang masa
Hanya
memberi
Tak
harap kembali
Bagai
sang surya menyinari dunia...
Itu adalah salah satu lagu yang dipersembahkan untuk para
ibu atas jasa-jasa beliau yang dengan penuh perjuangan dan kasih sayang telah
menjadikan sang buah hatinya (kita semua) menjadi kita saat ini. Tapi bagi ku,
tak cukup rasanya jika hanya menggambarkan seseorang ibu dengan “sang surya”.
Masih banyak lagi kata-kata indah yang ingin aku gambarkan tentang sosok
seorang ibu. Tapi taukah, bingung itu milikku, karena q tak tau harus mulai
dari kata yang manakah aku bisa menggambarkan seorang ibu yang teramat aku
cinta, yaitu ibuku. Aku mencintai ibuku tanpa alasan apapun, karena aku tulus
mencintainya dengan segala pengabdian. Apakah kalian tau, cinta itu tidak butuh
alasan. Begitulah aku mencintai ibuku. Semua alasan itu adalah memang kodrat
ibuku, tak ada celah bagiku untuk tidak mencintai ibuku.
Aku menyadari bahwa aku bukanlah anak yang berbakti
kepada orang tua, terlebih kepada ibuku. “Jangan sekali-kali berkata ah!,ck!,tidak,apalagi membentak atau
bahkan membut orang tua kita menangis. Jika kita berbuat demikian, maka Allah
akan murka kepada kita, karna murka kedua orang tua kita adalah murka Allah”
guru agamaku pernah mengajarkan begitu. Tapi kenyataannya tak jarang aku
membuat ibuku menangis karena perbuatan dan perkataanku. Menyeal memang, tapi taukah... disa'at semua situasi berubah, penyesalanku musnah... kejam memang. Tapi itu semua memiliki dasar yang menurutku cukup kuat untuk kujadikan sebagai alasan dan pembenaran kenapa aku berkata "tidak menyesal". Itu gambaran kekecewaanku terhadap segala hal yang terjadi. Beliau memang ibuku, selamanya ibuku, hanya saja aku merasa terasingkan dengan kata-kata "ibu". Tapi ya sudah lah, apapun yang terjadi dia tetap ibuku, semoga engkau bahagia sekalipun engkau lupa dan menemukan penggantiku. Jaga dia tuhan...
0 komentar:
Posting Komentar