Test Feature Post 1

Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id. Eam no corpora maluisset definitiones, eam mucius malorum id. Quo ea idque commodo utroque, per ex eros etiam accumsan.
Read more

Test Feature Post 3.

Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id. Eam no corpora maluisset definitiones, eam mucius malorum id. Quo ea idque commodo utroque, per ex eros etiam accumsan.
Read more

Test Feature Post 4.

Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id. Eam no corpora maluisset definitiones, eam mucius malorum id. Quo ea idque commodo utroque, per ex eros etiam accumsan.
Read more

Welcome To iProperty Themes !

Sabtu, 21 Januari 2012

KEBUDAYAAN AKAR DARI PANCASILA

Posted 10.11 | Posted by rennyAyumi

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
            Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita.Dan dii dalam Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
            Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika.
            Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
            Adapun permasalah yang ditanyakan dalam makalah ini antara lain:
1.      Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
2.      Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan?
3.      Mengapa Pancasila berakar dari kebudayaan?
4.      Bagaimana bisa kebudayaan di Indonesia akar dari Pancasila?


C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN MAKALAH
1. Tujuan penulisan makalah
·         Untuk mengetahui Pengertian Pancasila.
·         Untuk mengetahui Pengertian Kebudayaan.
·         Untuk mengetahui keterkaitan Pancasila dengan Kebudayaan.
·         Untuk mengetahui keterkaitan Kebudayaan Indonesia dengan Pancasila.
2. Manfaat Penulisan
·         Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai Pancaila.
·         Memenuhi tugas akhir mata kuliah Pancasila.
·         Meningkatkan Nasionalisme.
·         Meningkatkan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.



BAB II
ISI
A.Pancasila
1.Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata yakni Panca dan Sila menurut bahasa Sanskerta. Sehingga pancasila mengandung arti lima buah prinsip atau asas. Asas-asas atau prinsip-prinsip tersebut antara lain: 1. Ketuhanan yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Keralyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pengertian Pancasila menurut Ir. Soekarno adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Sedangkan menurut Notonegoro Pancasila adalah dasar falsafah dan ideology Negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambing persatuan dan kesatuan, serta sebagai pertahanan bangsa dan Negara Indonesia. Sedangkan berdasarkan terminology, pada 1 Juni 1945, dalam siding Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI), Pancasila yang memiliki arti lima asas dasar digunakan oleh presiden Sukarno untuk membei nama pada prinsip dasar Negara Indonesia yang diusulkannya. Perkataan tersebut dibisikkan oleh temannya, seorang ahli bahasa yang duduk disamping Ir. Sukarno, yaitu Muhammad Yamin.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dan keesokan harinya (18 Agustus 1945) mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia yang didalamnya memuat isi rumusan lima prinsip dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan dijadikan sebagai istilah yang sudah umum.
Asas-asas atau prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila antara lain:
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa
2.      Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3.      Persatuan Indonesia
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
            Dalam setiap sila yang terkandung di dalam Pancasila memiliki butir-butir penting di mana setiap butir menekankan atau mengharuskan rakyat Indonesia untuk melakukan pengamalan pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.Butir-Butir Sila-Sila Pancasila
            BUTIR-BUTIR SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.


BUTIR-BUTIR SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat,  persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. (Ref: Masykur, Drs. Akhmad.Modul PPKn1.03. Hal 5)
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

BUTIR-BUTIR SILA PERSATUAN INDONESIA
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
BUTIR-BUTIR SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
 (1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

BUTIR-BUTIR SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. (Ref: JJ. Amstrong Sembiring, Artikel Budaya Konsumerisme, Alinea 2 baris kedua)
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

B. Kebudayaan
1. Pengertian Kebudayaan
            Menurut Raymond Williams, pengamat dan kritikus kebudayaan terlemuka, kata “kebudayaan” (culture) merupakan salah satu daru dua atau tiga kata yang paling kompleks penggunaanya dalam bahasa Inggris. Sebab kata itu sekarang sering digunakan untuk mengacu pada sejumlah konsep penting dalam beberapa disiplin ilmu yang berbeda-beda dan dalam kerangka pikiran yang berbeda_beda pula. Kebudayaan sangat erat dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
            Ilmu yang memperlajari tentang masyarakat dan kebudayaannya adalah antropologi. Segala perkembangan budaya dan perubahan masyarakat dipelajari dalam ilmu antropologi. Ilmu ini tidak hanya mencakup perubahan secara tingkah laku saja, namun sejarah dan konflik yang terjadi juga dapat dianalisis melalui ilmu antropologi. Seperti study yang dilakukan oleh dua Antropolog yaitu Kroeber dan Kluckhohn ada enam pemahaman pokok mengenai budaya, yaitu:
1.      Definisi deskriptif: cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup social sekaligus menunjukkan sjumlah ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya.
2.      Definisi historis: cenderung melihat budayasebagaiwarisan yang dialih-turunkan dari generasi satu kegenerasi berikutnya.
3.      Definisi normative : bias mengambil dua bentuk. Yang pertama, budaya adalah aturan atau jalan hidup yang membentuk pola-pola prilaku dan tindakan yang konkrit. Yang kedua, menekankan peran gugus nilai tanpa mengacu pada prilaku.
4.      Definisi psikologis: cenderung member tekanan pada peran budaya sebagai piranti pemecahan masalah yang membuat orang bias berkomunikasi, belajar, atau memenuhi kebutuhan material maupun emosionalnya.
5.      Definisi structural: mau menunjuk pada hubungan atau keterkaitan antara aspek-aspek yang terpisah dari budaya sekaligus menyoroti fakta bahwa budaya adalah abstraksi yang berbeda dari prilaku konkrit.
6.      Definisi genetis: definisi budaya yang melihat asal usul bagaimana budaya itu bias eksis atau tetap bertahan. Definisi ini cenderung melihat budaya lahir dari interaksi antar manusia dan tetap bias bertahan Karena ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.


2. Kebudayaan dan Pancasila
Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Ada dua hal yang dikandung dalam Pancasila, yaitu pluralisme dan teosentrisme. Pluralisme mengatur hubungan luar antar kebudayaan. Prinsip yang mengatur substansi Demokrasi Kebudayaan berdasarkan Pancasila ialah Teosentrisme ( tauhid,serba Tuhan dalam etika,ilmu dan estetika). Demokrasi terletak dalam partisipasi seluruh warga negara dalam kebudayaan.

3. Kebudayaan Sebagai Kritik Ideologi
            Ren’e Char, penyair dan penulis kenamaan dari Perancis, menyatakan bahwa kebudayaan adalah “warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat” (note b’eritage n’est precede d’aucun testament). Dengan mengutip Ren’e Char, Ignas Kleden menjelaskan setiap pembaruan suatu budaya. Bahwavpada mulanya kebudayaan adalah “nasib”, dan baru kemudian kita menanggungnya sebagai tugas. Pada mulanya kita adalah penerima yang bukan saja menghayati tetapi juga menjadi penderita yang menanggung beban kebudayaan tersebut sebelum kita bangkit dalam kesadaran untuk turut membentuk dan mengubahnya. Pada dasarnya kita adalah “pasien” kebudayaan sebelum kita cukup kuat untuk menjadi “agen”-nya.
            Bertolak dari pandangan yang “problematis”  ini, tidaklah berlebihan jika Philip Smith mengkritik paradigm kebudayaan Marxisme-Ortodoks dengan mengajukan berbagai pandangan baru yang dirumuskan oleh para eksponen neo-Marxisme Barat abad ke-20. Dengan mekanisme ilmiah Smith hendak menjawab suatu kebutuhan nlai tertentu didalam wadah ideal secara deterministis. Kesimpulan kaum Marxis bahwa kebudayaan menjadi ideology karena menjadi bagian dari structure bangunan atas kekuasaan kelas kapitalisme tampaknya perlu diuji kembali relevansi aktualnya.
           


C. KEBUDAYAAN AKAR DARI PANCASILA
            Kita telah mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang berdasarkan pancasila. Itu berarti Pancasila berkaitan erat dengan kebudayaan Indonesia. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai atau simbol. Kita gambarkan sebagai sebagai suatu perusahaan. Dalam sebuah perusahaan yang sibuk, kegiatan yang nampaknya  bersifat praktis dan sehari-hari saja, misalnya, ada aspek kebudayaannya, ada nilai dan simbolnya. Nilai terletak pada kerja kerasnya, sedangkan simbol modernitas ialah sistem organisasi, makin modern sistem semakin abstrak yang impersonal, berbeda dengan manajemen perorangan atau keluarga. Begitu juga Indonesia sebagai bangsa dan negara. Kebudayaan itulah yang memberi ciri khas keindonesiaan. Hasil perkembangan kebudayaan Pancasila yang paling spektakuler adalah Bahasa Indonesia. Karena melalui bahasa Indonesia, koneksi sosial antar etnis dan kebudayaan dapat terjalin dengan sangat baik.
            Pluralisme mengatur hubungan luar antar kebudayaan. Prinsip yang mengatur substansi Demokrasi Kebudayaan yang berdasar Pancasila ialah teosentrisme (tauhid, serba-Tuhan dalam etika, ilmu, dan estetika). Orang Protestan akan lebih suka theonomy (theos, Tuhan; nomos, hukum). Istilah teonomi berasal dari Paul Tillich (1886-1965),hubungan dinamis antara yang absolut dengan yang relatif, antara agama dengan kebudayaan. Menurut konsep ini Pancasila adalah sebuah teonomi, karena bedasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa --yang absolut. Keempat sila yang lain adalah kebudayaan, yang relatif. Keperluan manusia diakui sepenuhnya, asal keperluan itu tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan.
            Demokrasi Kebudayaan dalam Pancasila dapat dimengerti dari sila "Persatuan Indonesia" yang berarti sebuah (1) pluralisme, dan (2) teosentrisme dari semangat sila yang pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa". Demokrasi Kebudayaan itu harus mampu memberikan masa depan yang lebih baik.
            Jadi untuk menjawab “Mengapa Kebudayaan adalah akar dari Pancasila?” karena di dalam Pancasila terkandung nilai kebudayaan, di mana nilai tersebut adalah nilai tertinggi didalam persatuan bangsa yang tercantum di dalam sila ketiga. Dan dengan menjunjung tinggi theosentris pada sila pertama, kepentingan lain berdasarkan setiap sila tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan. Misalkan pembunuhan genosida untuk mempertahankan suatu budaya etnis tidak etis dengan ketentuan agama. Jadi sekiranya, dari tindak perkembangan budaya itu sendiri harus sesuai dengan nilai pancasila. Karena Pancasila mencerminkan kebudayaan kita, Budaya Indonesia.


BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
A.Kesimpulan
Kita telah melihat dan membaca bahwa budaya bangsa Indonesia memang akar dari Pancasila. Karena dari segi Pancasila terkandung kebudayaan yang menekankan persatuan serta sebaliknya. Tidak lupa dari segi pengertian, Pancasila merupakan lima buah asas atau prinsip yang harus kita junjung tinggi sebagai bangsa Indonesia. Sedangkan kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga Pancasila tercipta berdasarkan kebudayaan. Kaitan di antara keduanya begitu erat sehingga timbal balik antara Pancasila dan Kebudayaan dapat terjadi dengan signifikan karena keduanya saling berhubungan. Kebudayaan adalah akar dari Pancasila dikarenakan di dalam pancasila terkandung nilai kebudayaan. Karena unsur persatuan dapat kita lihat di dalam pancasila, sedangkan kita sebagai negara yang memiliki beragam macam kebudayaan, memang sepantasnya memiliki asas persatuan yang terkandung di dalam Pancasila. Sehingga kita sebagai insan berbudaya, harus juga berdasarkan kepada Pancasila yang adalah ideologi bangsa kita.

B. SARAN
            Menghormati dan melaksanakan asas Pancasila sangatlah diharuskan karena kita adalah warga negara Indonesia  yang mana prinsip dari sila – sila Pancasila merupakan inti dari kandungan kebudayaan bangsa.
            Marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kita, bersikap adil dalam artian sesuai porsi masing masing, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bersama, tidak bertindak semena – mena dan gila jabatan, dan memperkuat jiwa nasionalisme kita.



Daftar Pustaka

Sutrisno Mudji, Hendar Putranto, 2005, Teori-Teori Kebudayaan, KANISIUS: Yogyakarta.
Hadad Ismid, 1979, Kebudayaan Politik dan Keadilan Sosial, LP3ES: Jakarta.
Budiyanto, 2007, Pendidkan KEWARGANEGARAAN, Erlangga: Ciracas, Jakarta.
(http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/01/27/0043.html))




















1 komentar:

Anonim mengatakan...

Lucky Club Lucky Club Casino site – Live Casino | LiveCasino
Live 카지노사이트luckclub casino, which has been approved by the Malta Gaming Authority as the “safest online casino”, is an online casino that provides a variety of games for its players.

Posting Komentar